Sabtu, 26 November 2011

telepon siang itu

seorang kakak menelepon adiknya, sang adik mengaku rindu padanya
siang itu semuanya mengalir begitu saja

#aku rindu
ya, aku juga
beberapa patah kata yang membuka obrolan siang itu

#tapi senangkah kau di sana, kak?
ya, aku senang. dan aku menikmati apa yang aku jalani saat ini, ia lebih baik dari apa yang aku pikirkan, bahkan ia sangat menyayangiku, ia seorang suami yang baik
curhatan siang ini membuatku tersadar, kakakku telah menjadi milik orang lain, ia telah melompati tahap penting dari hidupnya, dan ia sudah memulainya


#tahukah kau, dik, ternyata semuanya memang telah direncanakan?
tidak, aku tak tahu
dan semuanya pun mengalir...


skenario dari para tetua, yang mempertemukan mereka berdua
skenario yang memang benar adanya, bahkan jauh sebelum ia menyadarinya,
jauh, jauh
saat pertama kali orang itu kembali ke tanah air, salah seorang tetua memanggilnya dan mengutarakan pertanyaan itu, "sudahkah kau memiliki rencana menikah?"
beberapa saat kemudian, tetua kedua mengajaknya berbincang dan mengundangnya untuk mengajar di institusi kami
momen pertama, pernikahan salah seorang saudara kami. 
berkenalan
sang perempuan menolak
entah karena ia masih dalam bayang-bayang masa lalu
atau ia hanya merasa belum siap
entahlah
lelaki pun diam di tempat
tetapi tetua mendorongnya untuk maju terus
sang lelaki menurutinya
lalu berlanjutlah hingga kini


lalu sang adik mengutarakan isi pikirannya,
aku takut kak, aku takut jika harus sepertimu saat itu, bertemu... bercengkrama... lalu tak sengaja diketahui... bukan memberitahu
sungguh bukan hal yang baik, bukan hal yang mau aku alami

#aku seharusnya sudah menemukan seseorang di tingkat tiga nanti
tidak masalah, hanya saja jangan bercengkrama dengannya
hm?
ya, jangan biarkan hal itu terjadi. bukankah kau tak mau berakhir sepertiku? biarkanlah segalanya berjalan, dan pada saatnya nanti ketika kau telah menemukan "seseorang" itu, yakinkanlah ayah ibu untuk menerimanya
tapi bagaimana caranya?
biarkanlah lelaki itu yang berbicara pada orang tua, karena begitulah lelaki seharusnya
diam. sang adik berusaha menyerapnya

#lalu bagaimana jika kiranya aku telah menemukan seseorang tersebut?
 namun kata-kata itu tak pernah aku utarakan, karena telepon siang itu telah putus

namun andai sang kakak telah mendengar perkataan tersebut.mungkinkah semuanya bertahan menunggu waktu?
aku hanya ingin seperti ini hingga saat yang tepat itu tiba,
terserah, aku hanya tidak ingin berakhir seperti itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar