Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 September 2011

Di Bawah Lindungan Ka’bah

Diangkat dari novel Buya Hamka di zamannya, novel ini berkisah tentang Hamid (Junot), seorang pemuda tanah Padang, dan kisahnya

Sinopsis
MD Pictures, rumah produksi yang sempat meraih sukses besar ketika merilis Ayat-Ayat Cinta (2008), yang kemudian memulai tren perilisan film-film drama bernuansa reliji di industri film Indonesia, sepertinya sangat berhasrat untuk mengadaptasi novel karya Buya Hamka, Di Bawah Lindungan Ka’bah, menjadi sebuah tayangan film layar lebar. Mereka bahkan rela menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menyelesaikan proses produksi dan dana sebesar Rp25 miliar untuk menampilkan tata produksi terbaik untuk mendukung pembuatan versi film dari salah satu karya paling populer di dunia sastra Indonesia tersebut. Hasilnya, Di Bawah Lindungan Ka’bah menjadi sebuah film bertemakan kasih tak sampai dengan tampilan komersial yang sangat akut… seperti yang telah diduga banyak orang ketika nama Hanny R Saputra dilibatkan sebagai sutradara bagi film ini.
Di Bawah Lindungan Ka’bah memulai kisahnya dengan memperkenalkan Hamid (Herjunot Ali), seorang pemuda tampan, cerdas, saleh, berbudi pekerti tinggi namun terlahir dengan keadaan ekonomi yang berada di bawah garis kemiskinan. Untungnya, kehidupan Hamid dan ibunya (Jenny Rachman) selama ini cukup terbantu dengan keberadaan Haji Jafar (Didi Petet), seorang pria dermawan yang saleh serta cukup terpandang di sebuah kampung di provinsi Sumatera Barat yang masyarakatnya memegang teguh adat istiadat dan taat dalam menjalankan ajaran dan aturan agama. Haji Jafar bahkan membiayai pendidikan Hamid di sebuah sekolah agama bergengsi hingga Hamid akhirnya mampu menyelesaikan pendidikannya.
Dilema mulai mewarnai kehidupan Hamid ketika ia jatuh cinta dengan Zainab (Laudya Chyntia Bella), puteri jelita semata mayang dari Haji Jafar. Perbedaan status sosial yang begitu jauh antara keduanya membuat hubungan antara Hamid dan Zainab sepertinya tidak mungkin bersatu, walaupun keduanya sama-sama menyukai satu sama lain. Tidak hanya berhenti disitu, berbagai cobaan mulai mendera hubungan keduanya: mulai dari Hamid yang diusir dari kampungnya setelah dituduh telah ‘menyentuh’ Zainab secara tidak sopan hingga perjodohan Zainab dengan seorang pemuda anak saudagar kaya yang semakin memojokkan posisi Hamid. Hamid yang terusir dari kampung akhirnya meneruskan perjalanannya demi mewujudkan impiannya agar dapat menunaikan ibadah haji di Mekkah. Di saat yang sama, Zainab tetap menunggu kembalinya Hamid agar mereka dapat kembali menjalin hubungan kasih suci mereka yang telah terputus. Synopsis by http://amiratthemovies.wordpress.com




Film ini tidak biasa, berhasil mengangkat kembali suasana di masa itu. Akting dari artis-artis pedukungnya juga ga ngecewain.
satu aja yang kurang; junot emang cakep BANGET, tapi sayang dia ga ganteng [menurut saya]
Tak cukup banyak waktu untuk menjabarkan setiap detail film ini, tetapi  satu poin penting yang harus saya sampaikan, film ini layak untuk dijadikan pilihan, karena romancenya dapet, tapi yang paling utama, ada banyak nilai yang bisa diambil dari film ini, 
intinya, FILM INI GA NYAMPAH. itu aja.

Sabtu, 12 Maret 2011

Ima, Ai ni Yukimasu/ BE WITH YOU: Film romantis Jepang yang benar-benar membuatku menangis setiap kali melihatnya...

Pada awalnya, kamu akan mengira film ini biasa saja, hanya film so sweet seperti film-film lainnya, akan tetapi di tengah film ini kamu akan dibuat penasaran, "sebenarnya bercerita tentang apa film ini, dan apa inti dari film ini?". penonton akan dibiarkan penasaran untuk beberapa saat, tetapi lama-kelamaan kamu pasti akan mengerti jalan cerita film ini dan tak mengira akhirnya akan seperti ini.

Film ini bercerita tentang Mio dengan Takumi.
Mio dan Takumi bersekolah di sekolah yang sama semasa SMA, dan mereka berada dalam kelas yang sama pula. dua tahun duduk bersampingan di kelas, mereka tak pernah memulai percakapan.
tak disangka-sangka, mereka memiliki perasaan yang sama.
berpisah saat kuliah ternyata tidak memutuskan cinta mereka. perasaan itu tetap tersimpan rapi dalam benak Mio dan begitu pula Takumi selama berpisah di jenjang universitas.
Berbekal pulpen yang "terbawa" oleh Mio saat menandatangani buku kenangan waktu SMA, mereka pun bertemu kembali dan akhirnya mengerti satu sama lain. akan tetapi penyakit yang diderita Takumi membuatnya menarik diri dari Mio. Tapi memang kekuatan cinta tak dapat dilawan, Mio pun memberanikan diri untuk bertemu dan memutuskan untuk tetap bersama Takumi. dalam selang waktu tersebut, Mio mendapatkan pengalam nyang sangat berharga bagi dirinya, yang membuatnya berani menyapa kembali Takumi.
mereka berduapun akhirnya menikah dan memiliki anak yang lucu bernama Yuji. Yuji anak yang mandiri, cerdas, dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. Sayangnya, Mio meninggal karena suatu alasan [yang tidak dijelaskan dalam film ini] dalam usia yang masih muda, 28 tahun, meninggalkan Yuji yang berumur 5 tahun dan Takumi, hanya berdua.
Pada suatu musim hujan, Mio datang dan tinggal bersama mereka kembali. Hanya 6 minggu, namun menyisakan kenangan yang teramat indah di benak Takumi dan Yuji.
Mereka tetap mengenang Mio sampai Yuji beranjak dewasa, mengenang kenangan indah mereka di musim hujan bertahun-tahun yang lalu.


Film ini dibuat dengan setting yang damai, membuat penontonnya merasakan hal yang sama saat menontonnya. aku tidak pandai mendeskripsikannya, tetapi banyak makna yang bisa didapat dari film ini. Film ini mengajarkan kepada kita makna cinta yang tulus, antara dua sejoli di masa remaja, bagaimana mereka mulai mengenal, cinta tulus Ayah dan Ibu kepada anaknya, dan di antara mereka berdua.


Setting film ini mengambil lokasi-lokasi pedesaan di Jepang, lengkap dengan ramah-tamah penduduk di sana. rutinitas masyarakat desa yang sederhana, melambangkan kesejahteraan jiwa yang berada di sana. lingkungan yang asri, hutan lindung yang teduh, bahkan kebun bunga matahari yang sangat indah. membuatku ingin ke sana. :D

Hari ini aku sudah tiga kali menyaksikan film ini. Hari ini juga aku sudah tiga kali menangis di depan layar monitor.
Aku tinggal di asrama dan menonton film ini bersama. dan sungguh, perhatikan saja semua yang keluar dari ruang komputer pasti bermata sembab. mereka semua menangis. dan wajar jika mereka menangis, karena film ini sangat menyentuh.
kalau kalian mencari film romantis yang memiliki makna, maka kalian patut menonton film ini.
bedakan antara menonton film romantis lainnya dan film ini. kamu akan mengerti mengapa film ini mampu membuatmu menangis...

cek filmnya: WATCH ME
selamat menikmati!

Sabtu, 22 Januari 2011

Book Review: A Different Love Story for the idealism lovers

Book : De Winst  (profit-deutch)
Author : Afifah Afra
Publisher : Afra Publishing
Date publishing : January 2008



Authored by a talented-moslem author, who has written more than thirty books. The Afifah Afra's best novel was published by Afra Publishing, and firstly published on January 2008.
A different love story for idealism-lovers. I think that’s the most suitable words to describe this novel. If you are wondering why i have chosen those words , it is because the author has brought a different taste in her novel. The writing on the cover of the book said that this novel is an idealism taste-booster up novel. Ya, in this novel, Afra was trying to boosting-up idealism, as you can see in her way describing the setting, detailed, illustrated precisely the setting in that era, which is really make us feel like in the middle 19th century, when the Dutch colonized Indonesia. Afra has proven her ability in making an innovation, developing something from most romantic novel did--always serving the same main problems, and finally : happy ending-- and practically being outstanding successfully. Moreover, Afra has found her own way to attract the readers until the end of the stories, something that most of the thick books did not have. In addition, the story consisting of some important values, that have been forgotten today. Just like the citizen’s responsibility to build their country, no matter how long you are out of the country; the children’s duty to obey their parents; and more societal values you can get. Afra illustrated the characters strongly, that makes the story more interesting.
Besides,  in order  to create that era’s circumstances, Afra used Javanese language and deutch in some dialogues, that may confusing some readers who do not understand these language. Because in some cases, the dialogue contains important parts of the story. While there is not any footnote or translation in this novel.
De Winst consists of twenty two chapters, which is enlighten the story about Rangga, one of the empire relatives-Indonesian student who was study in Holland, and his life after go back from Holland. In his way back home, he met Everdine Kareen Spinoza, a beautiful woman from Holland. And instantly, Rangga fell in love with her. Unfortunately, Rangga has been matched with his cousin, Sekar. Sekar was different with other women at that time, she grew as a brave girl, and againts the colonials apparently. At that era, in Java’s tradition, the elder’s command was very sacred, that you have to admit it, eventhough it is contradicted with your opinion. The story also illustrated the situation of Indonesia in that era, where the natural resource was controlled by the foreigner, as some of the inlander was began trying to take over the foreigner’s place, because the foreigner always treat Indonesian people rudely. And Rangga, as one of the educated inlander, directly being a willing to make it comes true. In this part, Afra illustrated Rangga’s personal conflict, among his engagement plan, then his feeling with Kareen, his responsibility as an educated inlander to create a good condition for Indonesian labours in the sugarcan factory where he works. Then the complexities,  tragedies, and betrayals has made the situation uncontrollabe. The story goes fast, as Afra used to be surprising the readers by unpredictable plot. And then the story became complicated, but believe me, this novel will makes you curious.
Disappointingly, the end of the story will not satisfy the readers. Afra made it the end of the story look common, and made a bad impression at the end. But do not worry about it, because this is the first novel from four. The end of this novel is the beginning of the second novel. If you do not satisfy with the end, you can read the rest novel. This novel is appropriate for you who are searching for different tasted novel without loosing the sense of a good novel. Primary for you idealism lovers. This novel will bring you back to the middle 20th century, and will give you detailed illustration about the setting of that era.

*the review of the second book is coming soon!